Raut wajah tua
tergarit di keningnya
Melawan kerasnya
jalan
Di persimpangan
ibu kota
Satu persatu
langkah kaki yang lunglai
Menyusuri
dalamnya angan
Terkulai lemah
tergolek tak berdaya
Satu haripun dia
belum mengisi batinnya
Berteduh di
bawah cakrawala
Menginjakkan
kakinya di atas kalbu
Entah sampai
kapan nyawanya kan di cabut oleh NYA
Untuk mengisi
hari hari penantian akhir
Dia kan tetap
berada di jalanan
Sampai dia
bertemu sang khalik
Kharisma ‘12
10.43/03-23
0 komentar:
Post a Comment